Minggu, 02 Desember 2012

CARA MENGATASI BANJIR DI JAKARTA


Seperti suatu kebiasaan tersendiri bagi warga Jakarta, mempersiapkan musim hujan.  Bukan hanya sekedar mempersiapkan payung beserta jas hujan, tapi bersiap-siap menghadapi Banjir yang kerap kali mengunjungi kota Jakarta dan mengakibatkan berbagai kerugian.
Jakarta adalah sebuah kota Metropolitan yang memiliki luas sekitar 661.52 Km2 dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Merupakan kota yang sangat padat dan masih menjadi daya tarik semua penduduk dari daerah untuk mengadu nasib di Ibukota ini.
Sayangnya bila Banjir datang, semua warga akan mengalami ketidaknyamanan seperti kemacetan lalulintas hingga berjam-jam karena genangan air banjir dijalan, sebagian warga yang tinggal dititik-titik banjir harus bekerja keras menyelamatkan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, membersihkan rumah sehabis banjir dan tak jarang yang mengalami sakit akibat tamu tak diundang ini. Ada pula korban jiwa yang jatuh akibat banjir.
Banjir dapat dikatakan sebagai Peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat.
Penyebab Banjir :
 Intensitas hujan yang tinggi dan durasinya yang lama seringkali menyebabkan adanya banjir kiriman dari Bogor dan sekitarnya dan tidak adanya  daerah resapan air yang cukup. Beberapa kawasan puncak yang diperuntukan bagi daerah resapan air, telah dibangun beberapa bangunan.
 Salah satu factor lain penyebabnya adalah kepedulian masyarakat terhadap pembuangan sampah yang sembarangan yang mengakibatkan pendangkalan sungai dan tersumbatnya drainase,
Untuk mengatasi banjir ini pemerintah memang memiliki usaha sendiri, namun demikian peran serta masyarakat sangat penting, contoh sederhana misalnya tidak membuang sambah sembarangan.
Cara menanggulangi Banjir :
1.      Memfungsikan Sungai dan selokan air sebagaimana funginya.
Fungsi sungai dan selokan adalah tempat aliran air, jangan sampai berubah fungsi menjadi tempat sampah.  Hal ini juga berarti  membersihkan drainase dibawah bagunan dan jalan raya.

Salah satu rencana Pemprov DKI untuk menanggulangi masalah banjir ini yakni proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) atau pengerukan sungai yang didanai oleh Bank Dunia. Proyek pembangunan ini akan segera direalisasikan pada tahun 2012 ini. Ke-10 sungai yang akan dikeruk itu yakni, Sungai Grogol, Sungai Sekretaris, Sungai Krukut, Sungai Cideng, Sungai Pakin, Sungai Kali Besar, Sungai Ciliwung, Sungai Gunung Sahari, Sungai Sentiong dan Sungai Sunter.
Adapun empat waduk yang akan dikeruk yaitu, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan dan Waduk Sunter Timur II. Sementara kanal yang akan dikeruk yakni, Kanal Banjir Barat (KBB).
.
2.     Larangan Membuat Pemukiman dekat Sungai.
Biasanya para pendatang yang ingin mengadu nasib di kota metropolitan membangun pemukimannya di pinggiran sungai karena sudah tidak ada lahan lagi.  Keberadaan mereka terkadang tidak memberikan peningkatan perekonomian. Inilah alasan bagaimana pemerintah harus membuat larangan untuk tidak membangun pemukiman di dekat sungai dan melarang orang-orang yang tanpa tujuan tidak jelas datang ke Jakarta dalam jangka waktu yang lama.
 Salah satu usaha pemerintah untuk menanggulangi Pemukiman liar di Bantaran kali Ciliwung Adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan, pemerintah akan menggulirkan dana sebesar Rp 7 triliun untuk membangun rumah susun umum sewa (rusunawa) di bantaran Sungai Ciliwung.
3.    Menanam Pohon. Sebagai warga Jakarta yang baik, pasti kita mendambakan Jakarta hijau dan langit Jakarta yang biru. Hal ini dapat terwujud apabila semua warga menanam pohon dipekarangan rumah dan kantor masing-masing. Semua lahan yang ada, ditata dan ditanami pohon dengan baik. Alhasil Jakarta akan Nampak lebih asri karena Pohon adalah peneralisasi polusi udara di siang hari dan sebagai pengikat air di saat hujan melalui akar-akarnya.
Contohnya adalah Mengawali 2012, Pemprov DKI Jakarta bersama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat menanam pohon sebanyak 20 ribu bibit pohon di bantaran Kali Ciliwung,  Beragam jenis pohon seperti, pohon Kayu Afrika, trambesi, pohon nyamplung, pohonmahoni, pohon mangga, pohon rambutan dan lain sebagainya ditanam di kawasan sepanjang bantaran kali Ciliwung. Usaha ini dilakukan untuk mencegah banjir serta menghijaukan Jakarta.
4.     Selain membuang sampah pada tempatnya, maka dapat dilakukan juga pemilahan antara sampah organic dan non organic
Sampah organic dari rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk pupuk organic, langsung dapat ditaruh di pot-pot tanaman dan cepat teruarai.
Sedangkan sampah non organic dapat dikumpulkan dan dimusnahkan secara bersamaan untuk mengurangi polusi udara dan tanah.         

Sumber : www.ilmusipil.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar